PEMA
https://jurnal.permapendis-sumut.org/index.php/pema
Perkumpulan Manajer Pendidikan Islam Indonesia (PERMAPENDIS) Prov. Sumatera Utaraen-USPEMA2797-0833Perbedaan Qawaid Fiqhiyah Dengan Dhawabith Fiqhiyah, Nazariyah Fiqhiyah, dan Kaidah Ushuliyah
https://jurnal.permapendis-sumut.org/index.php/pema/article/view/730
<p>Artikel ini mengkaji pengertian dan perbedaan antara qawaid fiqhiyah dengan dhawabit fiqhiyah, nazariyah fiqhiyah, dan kaidah ushuliyah. Qawaid fiqhiyah merujuk pada prinsip-prinsip umum dalam fiqh yang digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah hukum Islam secara praktis, sementara dhawabit fiqhiyah berkaitan dengan kaidah-kaidah yang lebih spesifik dan memiliki ruang lingkup yang lebih terbatas dalam konteks fiqh. Nazariyah fiqhiyah adalah teori-teori fiqh yang bersifat lebih konseptual dan bersifat dasar dalam memahami hukum Islam, sedangkan kaidah ushuliyah merujuk pada prinsip-prinsip dalam ushul fiqh yang menjadi dasar dalam proses ijtihad dan penalaran hukum. Dalam artikel ini, penulis membahas secara rinci perbedaan karakteristik dan aplikasi dari masing-masing kaidah tersebut, serta relevansinya dalam memahami dan mengembangkan hukum Islam. Dengan analisis ini, artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai struktur pemikiran fiqh dan kontribusinya dalam pengembangan hukum Islam yang lebih aplikatif dan kontekstual.</p>Mhd. Arbi Bayu SuhairiDhiauddin Tanjung
Copyright (c) 2025 PEMA
2025-01-242025-01-245112012710.56832/pema.v5i1.730ANALISIS HUKUM ATAS WAKAF BENDA BERGERAK DI INDONESIA: Tinjauan Perundang-Undangan dan Implementasinya
https://jurnal.permapendis-sumut.org/index.php/pema/article/view/749
<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek hukum wakaf benda bergerak di Indonesia, dengan fokus pada tinjauan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan implementasinya di lapangan. Wakaf yang selama ini identik dengan benda tidak bergerak, kini mulai berkembang dalam bentuk benda bergerak, seperti uang, kendaraan, dan aset lainnya. Namun, keberadaan wakaf benda bergerak ini menimbulkan berbagai permasalahan hukum terkait status, pengelolaan, dan pendistribusiannya. Melalui pendekatan yuridis, penelitian ini mengkaji berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang wakaf, seperti Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf dan peraturan pelaksanaannya. Selain itu, penelitian ini juga mengkaji implementasi peraturan-peraturan tersebut di lapangan, serta tantangan-tantangan yang dihadapi oleh para pihak yang terlibat dalam pengelolaan wakaf benda bergerak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan hukum wakaf di Indonesia, khususnya dalam hal pengaturan dan penanganan wakaf benda bergerak yang lebih efektif dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.</p> <p> </p>Zuhri Arif
Copyright (c) 2025 PEMA
2025-01-292025-01-295112813610.56832/pema.v5i1.749Upaya Pencegahan Gadget Pada Santri Sejak Dini di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Al-Hidayah
https://jurnal.permapendis-sumut.org/index.php/pema/article/view/729
<p>Di era globalisasi yang menuntut manusia harus mampu untuk mengetahui dan paham mengenai banyaknya perubahan yang tengah dan akan terjadi pada saat ini dan masa yang akan datang, sangatlah menjadi perhatian bagi seluruh sumber daya manusia saat ini. Kemajuan teknologi membuat perubahan yang begitu besar dalam kehidupan manusia pada berbagai bidang dan memberikan dampak yang begitu besar. Sekarang ini setiap orang diseluruh dunia rata-rata sudah memiliki Gadget. Bahkah tak jarang jika sekarang ini banyak orang yang memiliki lebih dari satu Gadget sesuai dengan kebutuhannya. Penggunaan <em>gadget</em> sudah tidak asing lagi bagi santri pada zaman sekarang. Tentunya dengan berkembangan IPTEK, hal ini sangat mempengaruhi pola kehidupan manusia baik dari segi pola pikir maupun perilaku. Dengan adanya bantuan teknologi seperti <em>gadget</em> ini dapat mempermudah kegiatan manusia agar tidak memakan waktu yang lama dalam hal apapun yang dilakukan oleh manusia seperti dalam belajar. Gadget kini sudah menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat modern, mulai dari laptop, tablet, ponsel atau ponsel pintar. Gadget adalah Semua perangkat teknologi canggih tersebut tak sekadar menjadi alat komunikasi dan hiburan, tetapi juga untuk mengetahui berbagai informasi dan pengetahuan. Karenanya tak mengherankan bila banyak orang asyik menggunakan Gadget hingga lupa waktu.<br>Pengguna Gadget tidak hanya berasal dari kalangan pekerja, tetapi sekarang ini hampir semua kalangan menggunakan Gadget dalam kegiatan yang mereka lakukan setiap harinya. Hampir setiap orang yang menggunakan Gadget menghabiskan sebagian waktu mereka dalam sehari untuk menggunakan Gadget. Kemajuan teknologi juga sangat berpengaruh bagi anak remaja yang selalu ingin tahu hal-hal yang baru dan unik. Kondisi mereka merupakan usia paling rawan terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Seringkali dengan mudah orang mendefinisikan remaja sebagai periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa atau masa usia belasan tahun, atau seseorang yang menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya, dan sebagainya.</p>Suryadi SuryadiJoni AdisonHelmi Risa Nanda
Copyright (c) 2025 PEMA
2025-01-242025-01-245111311910.56832/pema.v5i1.729Maksimalisasi Peran Wanita Dalam Kematangan Karirnya Melalui Pendekatan Feminisme
https://jurnal.permapendis-sumut.org/index.php/pema/article/view/684
<p>Artikel ini mengangkat isu pentingnya peran wanita dalam mencapai kematangan karier dengan mengadopsi pendekatan feminisme. Feminisme, yang menyoroti kesetaraan gender dan pemberdayaan wanita, menawarkan kerangka kritis untuk mengkaji berbagai hambatan struktural, budaya, dan pribadi yang menghalangi perkembangan karier wanita. Melalui tinjauan literatur, studi kasus, dan pengalaman praktis, artikel ini memberikan panduan tentang bagaimana prinsip-prinsip feminisme dapat diterapkan untuk mengoptimalkan potensi wanita di dunia kerja</p>Nobri ArdaniLiza HandrianGusman Lesmana
Copyright (c) 2025 PEMA
2025-01-112025-01-115111010.56832/pema.v5i1.684Hubungan Self-Management dalam Memperjelas Self-Concept Siswa Usia Dini Menggunakan Metode Bibliografi
https://jurnal.permapendis-sumut.org/index.php/pema/article/view/683
<div><span lang="EN-US">Anak merupakan makhluk unik dengan beragam potensi dan bakat yang harus dikembangkan lebih lanjut agar dapat tumbuh dengan sehat. Anak mempunyai ciri-ciri tertentu yang unik dan berbeda. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperjelas hubungan antara pengendalian diri dan konsep diri pada anak usia dini. Melalui teknik bercerita, pelajari tentang faktor-faktor yang mendukung dan menghambat perkembangan kemampuan berbahasa pada anak usia 5 hingga 6 tahun. Jenis penelitian ini menjadi acuan. Ada dua jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini: data primer dan data sekunder. Data dari survei perpustakaan. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti ini adalah survei perpustakaan. Penelitian ini menganalisis data dengan metode analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode narasi berperan sangat penting dalam mengembangkan potensi anak usia dini. Anak usia dini cenderung mengambil keputusan, sehingga sebagai seorang konselor diperlukan kemampuan untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk menginvestasikan waktu dan pemahaman dirinya.</span></div>Ardella AdawiyahIrna Tri Aulia HarahapGusman Lesmana
Copyright (c) 2025 PEMA
2025-01-112025-01-1151111510.56832/pema.v5i1.683Maksimalisasi Peran Guru BK dalam Mereduksi Perilaku Prokrastinasi Pembelajaran pada Siswa Sekolah Menengah Atas
https://jurnal.permapendis-sumut.org/index.php/pema/article/view/688
<div><span lang="EN-US">Kecenderungan menunda-nunda tugas ini dalam ilmu psikologi dikenal dengan istilah prokrastinasi. Tugas utama pendidik adalah membantu mendewasakan peserta didik, dewasa secara psikologis, sosial dan moral. Seorang guru bimbingan dan konseling yang bergerak khusus dalam memahami permasalahan siswa di sekolah perlu mengupayakan penanganan permasalahan prokrastinasi yang dialami oleh para siswa. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui Upaya-upaya guru bimbingan konseling dalam menangani prilaku prokrastinasi dalam hal akademik siswa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data yang dikumpulkan berasal dari berbagai sumber dan hasil penelitian ini hanya berlaku pada kasus yang diselidiki menunjukkan bahwa. upaya guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi perilaku prokrastinasi akademik siswa dengan mengidentifikasi prilaku Prokrastinasi dan ketika mendapatkan laporan dari guru mata pelajaran barulah diberikan layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa tersebut.</span></div>Ali Akbar RiadiMuhammad Ariq AzhariGusman Lesmana
Copyright (c) 2025 PEMA
2025-01-122025-01-1251162310.56832/pema.v5i1.688Telaah Tiga Pilar Utama Filsafat Sains Menurut Perspektif Barat dan Islam
https://jurnal.permapendis-sumut.org/index.php/pema/article/view/694
<div><span lang="EN-US">Ilmu pengetahuan saat ini sering kali menghadapi dilema tantangan moral dan etika karena kemajuan teknologi yang sering tidak diiringi dengan nilai-nilai etika yang jelas. Tiga pilar utama filsafat sains, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi, berperan sebagai pedoman dalam mengembangkan ilmu pengetahuan secara bijak dan bertanggung jawab. Ontologi membahas tentang keberadaan dan hakikat sesuatu, epistemologi menjelaskan cara mendapatkan pengetahuan, dan aksiologi menilai penggunaan ilmu berdasarkan manfaat dan nilai-nilai etika. Dalam pandangan Barat, ketiga pilar ini dibangun dengan pendekatan sekuler yang mengutamakan logika dan bukti empiris. Sebaliknya, pandangan Islam mengintegrasikan wahyu sebagai sumber utama, sehingga ilmu diarahkan untuk ibadah dan kemaslahatan manusia. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka dan analisis komparatif untuk mempelajari teori serta melihat perbedaan dan persamaan pendekatan Barat dan Islam dalam memahami tiga pilar filsafat sains. Pendekatan ini membantu menggali pandangan yang lebih luas dari kedua tradisi. Penelitian ini penting karena dibutuhkan ilmu yang tidak hanya benar secara ilmiah tetapi juga mengandung nilai - nilai etis dan spiritual. Dalam hal ini, Islam, dengan pendekatan yang menggabungkan wahyu dan akal, dapat melengkapi pendekatan Barat yang berbasis rasionalitas. Sinergi ini diharapkan mampu mengarahkan ilmu pengetahuan ke tujuan yang lebih bermakna. Sebagai solusi, disarankan untuk mengembangkan paradigma baru yang menggabungkan nilai-nilai spiritual Islam dengan pendekatan rasional Barat. Langkah ini bertujuan menciptakan ilmu pengetahuan yang menyeluruh dan bermanfaat. Penelitian lanjutan diperlukan untuk melihat penerapan sinergi ini, misalnya dalam teknologi, pendidikan, dan kebijakan publik, agar dapat mendukung pembangunan peradaban yang adil, seimbang, dan berkelanjutan.</span></div>Mas Teguh WibowoSalminawatiNur Alfina Sari SitepuNurhadani Nasution
Copyright (c) 2025 PEMA
2025-01-142025-01-1451243710.56832/pema.v5i1.694Manajemen Produksi Siaran Pemberitaan Media Televisi
https://jurnal.permapendis-sumut.org/index.php/pema/article/view/699
<div><span lang="EN-US">Manajemen penyiaran dimaksudkan agar media dan industri penyiaran dapat memaksimalkan tujuan dari penyiaran itu sendiri, yaitu memberikan informasi, memberikan pendidikan dan memberikan hiburan kepada masyarakat. Melalui manajemen penyiaran, diharapkan industri penyiaran dapat mengaktualisasikan setiap program dengan baik. Radio dan televisi yang termasuk sebagai media pers publik juga harus mengalami perkembangan dalam hal operasional, produksi atau program yang akan disampaikan kepada publik. Dengan adanya pembinaan dan pengelolaan, maka segala permasalahan yang akan menghambat kelancaran program akan teratasi. Pendekatan yang harus dilakukan juga sangat variatif, misalnya pendekatan dengan metode studi banding atau penataran dari segi sumber daya manusia atau fasilitas yang akan digunakan untuk mendukung kelancaran program khususnya program radio dan televisi.</span></div>Winda KustiawanAhmad AswariAnggryani SyafitriHary’s Hidayat Abdillah SimanjuntakNurhayaniNadjwa SalsabilaRanto Pradana Padang
Copyright (c) 2025 PEMA
2025-01-142025-01-1451384310.56832/pema.v5i1.699Cerita Panji Sebagai Sarana Meningkatkan Keterampilan Berkisah dan Apresiasi Budaya Lokal
https://jurnal.permapendis-sumut.org/index.php/pema/article/view/703
<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan cerita Panji sebagai sarana dalam meningkatkan keterampilan berkisah dan apresiasi budaya lokal pada siswa. Cerita Panji, yang merupakan warisan sastra klasik Indonesia, memiliki kekayaan narasi dan nilai budaya yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan cerita Panji secara sistematis dalam kegiatan berkisah mampu meningkatkan keterampilan berbicara siswa, meliputi aspek struktur narasi, intonasi, ekspresi dan kelancaran bercerita. Selain itu, pemanfaatan cerita Panji juga menumbuhkan apresiasi siswa terhadap budaya lokal, terlihat dari pemahaman mereka tentang nilai moral dan pesan budaya yang terkandung dalam cerita. Penelitian ini menyimpulkan bahwa cerita Panji efektif sebagai sarana pengembangan keterampilan berkisah sekaligus membentuk kesadaran budaya lokal pada siswa. Dengan demikian, cerita Panji dapat menjadi alternatif bahan ajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang tidak hanya memperkuat kompetensi berbicara, tetapi juga memupuk cinta terhadap warisan budaya bangsa.</p>Putri Husnul Khotimah HarahapFaridahMeutiah Khairani Harahap
Copyright (c) 2025 PEMA
2025-01-162025-01-1651445010.56832/pema.v5i1.703Interaksi Sosial Berbasis Akhlak Islami di Sekolah
https://jurnal.permapendis-sumut.org/index.php/pema/article/view/704
<div><span lang="EN-US">Interaksi sosial di sekolah memiliki peranan penting dalam membentuk karakter siswa. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan untuk membangun interaksi sosial yang positif adalah melalui pembiasaan akhlak Islami. Artikel ini membahas tentang pentingnya interaksi sosial berbasis akhlak Islami di sekolah, serta bagaimana nilai-nilai Islam dapat diterapkan untuk menciptakan lingkungan sosial yang harmonis dan saling mendukung antara siswa, guru, dan pihak sekolah lainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur dan observasi untuk mengidentifikasi praktik interaksi sosial berbasis akhlak Islami yang diterapkan di beberapa sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan akhlak Islami dalam interaksi sosial tidak hanya memperkuat hubungan antar individu di sekolah, tetapi juga membantu dalam pembentukan karakter siswa yang berakhlak mulia, serta menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk mengintegrasikan akhlak Islami dalam kegiatan sehari-hari sebagai dasar dalam membangun interaksi sosial yang baik di kalangan siswa.</span></div>Miftahul JannahIra Suryani
Copyright (c) 2025 PEMA
2025-01-162025-01-1651516210.56832/pema.v5i1.704MAWARIDUSSALAM: Sejarah, Perkembangan, dan Kontribusinya bagi Masyarakat Deli Serdang
https://jurnal.permapendis-sumut.org/index.php/pema/article/view/711
<div><span lang="EN-US">Penelitian ini membahas sejarah, perkembangan, dan kontribusi <em>Mawaridussalam</em> sebagai lembaga sosial yang berperan dalam pemberdayaan masyarakat Deli Serdang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis secara mendalam mengenai dampak dan peran lembaga ini dalam meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat setempat, serta kontribusinya terhadap pembangunan daerah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. </span><span lang="EN-US">Hasil penelitian menunjukkan bahwa pesantren ini memiliki peran strategis dalam memperkuat jaringan sosial, meningkatkan kualitas pendidikan, serta memberi dampak positif terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Pesantren Mawaridussalam berpotensi menjadi model dalam pendidikan Islam yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat dan pelestarian nilai-nilai budaya lokal.</span></div>AfdhalurrahmanMiftahul JannahMuhammad Zakir HasibuanZaini Dahlan
Copyright (c) 2025 PEMA
2025-01-162025-01-1651637210.56832/pema.v5i1.711Peran Pembelajaran IPS Dalam Membentuk Karakter Bangsa
https://jurnal.permapendis-sumut.org/index.php/pema/article/view/722
<p>Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memiliki peran strategis dalam membentuk karakter bangsa yang produktif, toleran, dan berintegritas. Sebagai mata pelajaran multidisipliner, IPS memadukan konsep-konsep dari sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi untuk memberikan wawasan yang komprehensif tentang kehidupan bermasyarakat. Proses pembelajaran IPS bertujuan tidak hanya untuk mentransfer pengetahuan, tetapi juga untuk membangun nilai-nilai moral, etika, dan kesadaran sosial. Melalui pendekatan kontekstual, pembelajaran IPS dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis, empati, dan keterampilan berkolaborasi. Hal ini penting untuk menciptakan generasi yang memiliki rasa kebangsaan, menghargai keberagaman, dan mampu menghadapi tantangan global. Dengan demikian, pembelajaran IPS berperan sebagai fondasi dalam menanamkan nilai-nilai kebhinekaan, keadilan, dan rasa tanggung jawab yang esensial untuk menciptakan bangsa ya.</p>Alfauji SiregarAnisa KhairaniDwi Rizki AmaliaKhairunnisa KhairunnisaSarah Syafitri SiregarSarah Syafitri SiregarEka Yusnaldi
Copyright (c) 2025 PEMA
2025-01-192025-01-1951737910.56832/pema.v5i1.722Peran Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
https://jurnal.permapendis-sumut.org/index.php/pema/article/view/721
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran media pembelajaran dalam meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui pendekatan studi pustaka. Dalam konteks pendidikan, media pembelajaran berfungsi sebagai alat yang dapat memperjelas dan memperkaya pengalaman belajar siswa, sehingga materi yang dianggap sulit dapat disampaikan dengan cara yang lebih menarik dan mudah dipahami. Melalui analisis berbagai sumber literatur, penelitian ini mengidentifikasi berbagai jenis media, termasuk media visual, audio-visual, dan teknologi digital, yang efektif dalam meningkatkan keterlibatan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilihan media yang tepat sangat penting untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan interaktif. Media yang sesuai dengan karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa, serta membantu mereka memahami konsep-konsep abstrak dalam IPS. Selain itu, penggunaan teknologi informasi dan media digital terbukti mampu menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata siswa, menjadikannya lebih relevan dan menarik.</p>Eka YusnaldiAyu Sania SihotangIka Husnul RizqiNia AnggrainiNur Hasanah DaulayYesi Wulandari
Copyright (c) 2025 PEMA
2025-01-192025-01-1951808910.56832/pema.v5i1.721Pelatihan Media Pembelajaran Learning Management System (LMS) pada SMA Semen Tonasa
https://jurnal.permapendis-sumut.org/index.php/pema/article/view/727
<div><span lang="EN-US">Pelatihan media pembelajaran berbasis Learning Management System (LMS) pada SMA Semen Tonasa bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Dengan perkembangan teknologi yang pesat,penerapan LMS menjadi salah satu solusi efektif untuk mendukung proses pendidikan yang lebih interaktif dan efisien. Pelatihan ini melibatkan 30 guru dari berbagai mata pelajaran di SMA Semen Tonasa dan dilaksanakan selama tiga hari. Metode yang digunakan meliputi ceramah, demonstrasi, dan praktek langsung. Evaluasi pelatihan dilakukan melalui kuesioner dan observasi, yang menunjukkan bahwa 99% peserta merasalebih percaya diri dan mampu mengintegrasikan LMS dalam pembelajaran mereka. Hasil dari pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di SMA Semen Tonasa serta mendorong penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran di sekolah</span></div>AsrulBaihaqiHarmiaty BaharAde PutraWindayaniMuhammad Saleh QadriAmniar AtiMuhammad Rahmad Ramadhan
Copyright (c) 2025 PEMA
2024-12-202024-12-205110711510.56832/pema.v4i3.727Implementasi Model Problem Based Learning Dalam Meningkatkan Kompetensi Pembelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar
https://jurnal.permapendis-sumut.org/index.php/pema/article/view/720
<p>Kompetensi IPS siswa sekolah dasar menjadi salah satu elemen penting dalam membentuk generasi yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap sosial yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat global. Model pembelajaran berbasis masalah (<em>Problem-Based-Learning</em>/PBL) menawarkan pendekatan yang inovatif untuk meningkatkan kompetensi tersebut melalui pembelajaran yang aktif, kolaboratif, dan berbasis penyelesaian masalah nyata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi model PBL dapat meningkatkan kompetensi IPS siswa sekolah dasar, meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penelitian ini menggunakan metode <em>Library research</em>, mengkaji berbagai jurnal, buku, dan dokumen terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model PBL mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep IPS, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, dan membangun sikap tanggung jawab sosial. Dengan model ini, pembelajaran IPS tidak hanya berfokus pada transfer pengetahuan, tetapi juga mendorong siswa untuk menjadi individu yang mampu menganalisis dan menyelesaikan masalah secara mandiri. Oleh karena itu, penerapan model PBL direkomendasikan sebagai strategi pembelajaran yang efektif untuk menciptakan generasi pembelajar yang kompeten dan berdaya saing.</p>Anazwa Khairani DalimuntheAnis KhairiyahAulia Khairani HarahapKamila Nanda PertiwiMuhammad Fadil AzhariEka Yusnaldi
Copyright (c) 2025 PEMA
2025-01-192025-01-1951909410.56832/pema.v5i1.720Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Modeling the Way Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas IV SDN 010139 Perk. Gunung Melayu
https://jurnal.permapendis-sumut.org/index.php/pema/article/view/712
<div><span lang="EN-US">Penelitian ini mengidentifikasi 1. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI, 2. Tidak tersedianya media yang dapat dilihat oleh siswa, 3. Metode mengajar guru masih terpaku kepada metode ceramah, 4. Guru belum melibatkan siswa dalam prosaes belajar aktif. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode penelitian PTK dengan melihat secara langsung bagaimana proses yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran di Kelas IV SDN 010139 Perk. Gunung Melayu dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan<em>Modeling the Way</em> mata pelajaran pendidikan agama Islam. Selain itu untuk menambah informasi lebih peneliti menggunakan metode wawancara sebagai media dalam pengumpulan informasi lainnya. </span><span lang="EN-US">Berdasarkan analisi data pada penelitian ini, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: </span>1). <span lang="EN-US">Hasil belajar PAI pada materi </span><span lang="EN-US">mengenal ketentuan shalat </span>sebelum menggunakan model pembelajaran <em><span lang="EN-US">Modeling The Way </span></em><span lang="EN-US">sangat rendah. Terbukti hanya 4 siswa atau 16% yang tuntas di atas KKM. </span><span lang="EN-US">2). </span><span lang="EN-US">Hasil belajar siswa meningkat, hasil penelitian ini berupa peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI materi </span><span lang="EN-US">Mengenal Ketentuan Shalat</span><span lang="EN-US">. Pada saat pre-test diperoleh hasil persentase ketuntasan belajar siswa sebesar (52%) dengan nilai rata-rata (61,6%) dengan jumlah siswa yang tuntas 13 orang dan siswa yang belum tuntas 12 orang atau (48%). Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 83,6% dengan tingkat ketuntasan 88%. </span><span lang="EN-US">3). </span><span lang="EN-US">Dengan diterapkannya model pembelajaran </span></div> <div><em><span lang="EN-US">Modeling The Way </span></em>siswa lebih antusias dan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran dibanding dengan sebelum diberinya tindakan.</div>Ainurrizkani SiregarMursal AzizDedi Sahputra Napitupulu
Copyright (c) 2025 PEMA
2025-01-202025-01-20519510110.56832/pema.v5i1.712Common Errors in Using Conjuction
https://jurnal.permapendis-sumut.org/index.php/pema/article/view/724
<p>Errors in conjunction usage remain a significant challenge for English as a Foreign Language (EFL) learners, adversely impacting textual cohesion, coherence, and overall writing quality. This study aimed to identify common conjunction-related errors, analyze their underlying causes, and evaluate strategies to address them. The research employed a quasi-experimental design involving 60 EFL learners divided into experimental and control groups. The experimental group received instruction integrating context-based teaching, corpus-based learning, and structured formal writing practice, while the control group followed a traditional grammar-focused approach. Pre-test and post-test assessments evaluated improvements in conjunction usage accuracy, textual cohesion, and error reduction. Findings revealed that conjunction errors frequently disrupted text meaning, diminished academic performance, and created negative impressions of writer proficiency. Contributing factors included mother tongue interference, limited grammatical understanding, insufficient writing practice, and theoretical teaching methods. The integration of innovative instructional strategies significantly improved conjunction usage, as evidenced by increased accuracy and enhanced cohesion and coherence in the experimental group’s written texts. This study underscores the importance of adopting context-driven teaching strategies to address conjunction-related errors, with implications for EFL instruction and curriculum design. Further research is recommended to explore these methods across broader learner demographics and linguistic contexts.</p>Natasya NatasyaSuci Romadhani SiregarRiza Hamdani RambeYani Lubis
Copyright (c) 2025 PEMA
2025-01-212025-01-215110211210.56832/pema.v5i1.724Sekularitas dan Spiritualitas : Mencari Format Integrasi Ilmu Untuk Konstruksi Kurikulum Pendidikan Islam
https://jurnal.permapendis-sumut.org/index.php/pema/article/view/713
<p>Pemisahan ilmu di lembaga pendidikan Islam telah menimbulkan berbagai permasalahan kemanusiaan. Pemisahan antara ilmu agama dan ilmu sains umum telah lama menjadi perdebatan, dan sebagian umat Islam masih mempertahankan pandangan bahwa keduanya tidak dapat digabungkan karena perbedaan domainnya. Hal ini sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan barat yang bersifat sekuler dinilai tidak sesuai dengan konsep ajaran Islam yang menitikberatkan pada kepercayaan wahyu. Atas dasar ini muncul para ilmuan dengan gagasan pemikiran islamisasi ilmu pengetahuannya pada awal tahun 60-an. Ide awal ini dicetuskan oleh Naquib Al-attas dan dipopulerkan oleh Ismail Raji al-Faruqi. Konsep islamisasi yang mereka usung adalah untuk mengintegrasikan prinsip, konsep dan nilai-nilai Islam dalam kerangka pengembangan disiplin ilmu modern sehingga tidak ada lagi ilmu yang bersifat sekuler atau bebas nilai dengan begitu dapat selaras dengan pandangan Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan jenis pendekatan studi kepustakaan berupa data sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk memahami sejauh mana integrasi ilmu dalam Islam berhasil membentuk karakteristik unik suatu institusi pendidikan serta kontribusinya dalam menjawab tantangan kompleksitas permasalahan dunia nyata serta melahirkan para lulusan yang unggul yang memiliki kompetensi akademik yang berlandaskan kepada nilai-nilai Islam.</p>Ikhwan CiptadiFitri Diana HasibuanAzizah Hanum OK
Copyright (c) 2025 PEMA
2025-01-222025-01-2251113126Paradigma Wahdatul Ulum dan Pemahaman Integrasi Ilmu dan Agama pada Pandangan Gen Z di Era Digital
https://jurnal.permapendis-sumut.org/index.php/pema/article/view/728
<div><span lang="EN-US">Paradigma Wahdatul Ulum menawarkan integrasi ilmu dan agama yang menyatukan nilai spiritual dan rasionalitas dalam menghadapi tantangan zaman. Generasi Z, sebagai kelompok <em>digital native</em>, memiliki potensi besar untuk memahami konsep ini, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan era digital. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pandangan Generasi Z terhadap integrasi ilmu dan agama dalam kerangka Wahdatul Ulum. Pendekatan kualitatif digunakan melalui wawancara mendalam dengan mahasiswa dan pelajar dari lembaga pendidikan Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun Generasi Z memahami pentingnya integrasi ilmu dan agama, pengaruh konten digital dan globalisasi menjadi tantangan signifikan. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pendidikan yang inovatif berbasis Wahdatul Ulum untuk memperkuat nilai-nilai spiritual dalam konteks keilmuan modern.</span></div>AfdhalurrahmanAsril Azhari HasibuanDia Ayu KhairaniMiftahul JannahSalminawati
Copyright (c) 2025 PEMA
2025-01-232025-01-235112713510.56832/pema.v5i1.728