Transformasi Peran Masjid Raya Al-Osmani Dalam Pendidikan Agama: Dari Tradisi Hingga Era Digital (1854-2024)
DOI:
https://doi.org/10.56832/mudabbir.v5i1.647Keywords:
Masjid Tertua, Kesultanan, Al-Osmani.Abstract
Masjid Raya Al-Osmani, dibangun pada tahun 1854 di Kota Medan oleh Sultan Osman Perkasa Alam, merupakan salah satu masjid tertua dengan nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Masjid ini berfungsi tidak hanya sebagai pusat ibadah, tetapi juga sebagai pusat sosial-keagamaan yang mempromosikan silaturahmi antara kesultanan dan masyarakat. Dengan arsitektur yang unik, perpaduan pengaruh Eropa, Timur Tengah, India, Cina, dan Melayu Deli, Masjid Al-Osmani menjadi ikon sejarah Kesultanan Deli. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan observasi, wawancara dan studi pustaka untuk menggali sejarah, arsitektur, serta fungsi sosial-keagamaan masjid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masjid ini tidak hanya menjadi simbol keagamaan, tetapi juga pusat kebudayaan, pendidikan, dan tradisi lokal, seperti Dzikir Ratibul Haddad dan penyediaan bubur pedas saat Ramadhan. Meskipun menghadapi tantangan dalam pelestarian arsitektur dan pengelolaan keuangan, Masjid Raya Al-Osmani terus berperan sebagai warisan budaya yang mempererat hubungan sosial di Kota Medan.