Penentuan Kadar Kafein dalam Bubuk Kopi Robusta dan Bubuk Kopi Robusta Roasting yang Terdapat di Desa Pulo Tige dengan Metode Spektrofotometri UV

Penulis

  • Rajini Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan
  • Ridwanto Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan

DOI:

https://doi.org/10.56832/edu.v5i1.812

Kata Kunci:

Bubuk Kopi, Kadar Kafein, Metode Spektrofotometri UV

Abstrak

Salah satu penghasil kopi dari Kabupaten Bener Meriah terdapat di Desa Pulo Tige Kecamatan Permata. Kopi memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, seperti menstimulasi susunan syaraf pusat dengan efek menghilangkan rasa letih, mengantuk dan juga meningkatkan daya konsentrasi. Namun pada penggunaan kafein secara berlebihan dapat menimbulkan debar jantung, gangguan lambung, tangan gemetar. Kadar kafein dalam kopi yang beredar di pasaran berbeda-beda, karena adanya campuran bahan lainnya atau proses pembuatan kopi tersebut. Badan standarisasi nasional (BSN) telah menetapkan syarat kadar kafein dalam bubuk kopi, yaitu berkisar 0,455%-2% b/b (SNI 01- 3542-2004) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar kafein dari bubuk kopi. Sampel yang ditentukan adalah bubuk kopi Robusta dan bubuk kopi Robusta Roasting. Pengambilan sampel dilakukan secara purposif, dan penentuan kadar dilakukan dengan metode Spektrofotometri Ultra Violet setelah sebelumnya dilakukan ekstraksi menggunakan kloroform. Hasil penelitian diperoleh kadar kafein dari bubuk kopi Robusta sebesar, 1,2% (12,56 mg/g) dan bubuk kopi Robusta Roasting 1,3 % (13,94 mg/g). Kesimpulan kadar kefein dari 2 sampel bubuk Kopi yang ditentukan memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia.

Referensi

Anonimb. (2012). Kofein Senyawa yang Bermanfaat atau Beracun. http://www.vitocafe.com./artikel-115/kofein senyawa yang bermanfaat atau beracun.html. Diakses tanggal 10 April 2020.

Anonimc. (2012). Klasifikasi Tanaman Kopi. Http://Plantamor. Com/ Index.Php?Plant=368. Diakses tanggal 4 Mei 2020.

Agus, S.R. dan Iwan, S. (2008). Menakar Bahaya Minuman Energi. http// majalah tempo interaktif. com/. Diakses tanggal 4 Mei 2020.

Bealer. (2010). The Miracle of Caffeine: Manfaat Tak Terduga Kafein Berdasarkan Penelitian Paling Mutakhir. Bandung: Qanita.

Coffefag. 2001. Frequently Asked Questoins about Caffeine. Diakses 10 Mei 2020.

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 254-255.

Fatoni, Ahmad. (2015). Analisa Secara Kualitatif dan Kuantitatif Kadar Kafein dalam Kopi Bubuk. Lokal yang Beredar di Kota Palembang menggunakan Spektrofotometri UV-Vis. Palembang: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi.

Firman, K., dan Musadad, A. (1996). Panduan Praktikum Analisis Farmasi Fisikokimia. Bandung: FMIPA ITB. Hal. 69-70.

Fitri, Novianty Syah. (2008). Pengaruh Berat dan Waktu Penyeduhan terhadap Kadar Kafein dari Bubuk Teh. Medan: Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Gandjar, I.G., dan Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Edisi kelima. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 18, 39-40, 329-332, 378-379, 394-399.

Gandjar, Ibnu Gholib., dan Abdul Rohman. (2015). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gardjito, Murdijati., dan Dimas Rahardian A.M. (2011). Kopi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Hartono, E. (2009). Penetapan Kadar Kofein Dalam Biji Kopi Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Biomedika. 2(1): 1-6.

Louisa, M. dan Dewoto, H.R. (2007). Perangsang Susunan Saraf Pusat. Dalam Gunawan, S.G. (2007). Farmakologi dan Terapi. Edisi kelima. Jakarta: Universitas Indonesia. Hal. 247-258.

Maramis, Rialita Kesia., Gayatri Citraningtyas., dan Frenly Wehantouw. (2013). Analisis Kafein dalam Kopi Bubuk di Kota Manado menggunakan Spektrofotometri UV-Vis. Manado: Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT.

Moffat, A.C., Osselton, M.D., dan Widdop, B. (2004). Clarke’s Analysis of Drugs and Poisons Pharmaceutical Press. Edisi ketiga. Jilid I. London: Pharmaceutical Press. Hal. 736-737.

Mulja, M. dan Suharman. (1995). Analisis Instrumental. Surabaya: Airlangga University Press. Hal. 237-238, 244.

Panggabean, E. (2011). Kopi. Cetakan I. Jakarta: PT AgroMedia Pustaka. Hal. 14, 20-28, 125, 173, 182.

Panggabean, Edy. (2011). Buku Pintar Kopi. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Rahardjo, Pudji. (2012). Kopi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Roosenda, Kurnia., dan Drs. Sunarti, M.si. (2016). Efektivitas Pelarut pada ekstraksi dan Penentuan Kafein dalam Minuman Ringan Khas Daerah menggunakan Spektrofotometri UV-Vis. Yogyakarta: Jurnal Kimia Universitas Negeri Yogyakarta.

Sunardi. (2005). Penuntun Praktikum Kimia Analisan Instrumentasi. Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. Weinberg, Bennett Alan & Bonnie K.

Tjay, T.H., dan Rahardja, K. (2002). Obat-Obat Penting. Edisi kelima. Cetakan kedua. Jakarta: Gramedia. Hal. 350-351.

USP. (2007). The National Formulary. Edisi ke-30. Washington, D.C: The United States Pharmacopeial Convention. Hal. 1582-1583.

Yusliadi, Wahyu. (2013). Pengaruh Suhu dan Lama Penyangraian terhadap Tingkat Kadar Air dan Keasaman Kopi Robusta (Coffea robusta). Makassar: Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2025-02-24

Terbitan

Bagian

Table of Content | Articles